Puisi-puisi Christiaan
JULI
Juni sudah pergi
Hujan melawat gang sepi
Juli tiba bersama senandung lirih
Tak percaya pada sajak keabadian
Juni sudah pergi
Ia berangkat beriring semarak
bunyi bulan Juli
Ada haru
sedu pasti
Tapi Juli
bukan obituari
Medan, 2020

SUNGAI
Kau bawakan aku sungai penuh kelokan
senja beserta nyanyian nelayan
“Nah, kau cecap ini kesunyian!”
Aku katakan terima kasih
Aku akan cari sendiri
Medan, 2020

MATAHARU
terik bertamu pagi-pagi sekali
pamer kehangatan pada bebungaan
yang mewangi sepanjang malam
segala sesuatu di kolong langit ada masanya!
Toba, 2020

BATU CADAS
Hendak menyerahkah kau pada rindu
sekeras batu cadas itu?
Menangislah
Air dari matamu yang indah
semoga lekas mengikisnya
Medan, 2020

ALBERTUS & SEEKOR IKAN CUPANG
Albertus mendebat seekor ikan cupang
Tentang segelas air es di tangannya
dan air kusam dalam akuarium
Albertus merasa air es miliknya
jauh lebih sejuk ketimbang
rumah si ikan cupang
“Untukmu airmu! Untukku airku!”
Cupang geram
Malam di luar memang
sedang panas-panasnya
Medan, 2020

YANG BERAKHIR BELUM HABIS
mata seorang penyair gempal
tanggal dari kelopaknya
dicukil paksa demi butiran emas
ternyata cuma pasir
mata pisau berkilatan
terpental tak mempan
kala coba mengiris
urat leher seorang penyair ceking
penyair ceking batal mati
seorang wartawan melaporkan
percobaan yang gagal itu
“semua mungkin berakhir
tapi yang berakhir belum habis!”
penyair gempal yang buta
tersenyum membaca berita pagi
Medan, 2020

Tentang Penyair
Christiaan menulis puisi, cerpen, esai, dan ragam bentuk tulisan lainnya. Buku kumpulan puisinya berjudul Dan Saya Lelah dengan Lelucon-lelucon Saya Sendiri terbit pada tahun 2022. Buku terbarunya, kumpulan cerpen dengan judul Hidup adalah Keberanian Menghadapi Kenangan, terbit di awal tahun 2024.