Skip to content

Pernyataan Sikap dan Dukungan

Menyusul polemik yang terjadi antara Robby F. Sirait—penulis novel Panca In Dira (PID), dengan pihak Universitas Negeri Medan (Unimed) yang adalah almamaternya, kami sebagai penerbit yang bertanggung jawab atas penerbitan PID merasa perlu menyatakan sikap sebagai berikut:

  1. Riset yang dilakukan oleh Robby terkait praktik penjualan buku secara paksa oleh oknum dosen di Unimed pada awalnya merupakan inisiatif pribadinya. Didorong oleh testimoni dari beberapa mahasiswa aktif yang merasa menjadi korban dari praktik penjualan buku secara paksa tersebut.
  2. Inisiatif Robby rupa-rupanya mendapat sambutan. Banyak mahasiswa yang memberikan kesaksian, bahwa mereka telah menjadi korban dari praktik penjualan buku yang dipaksakan oleh oknum dosen. Bentuk pemaksaan ini cukup beragam, tapi malah acapkali tidak secara terang-terangan. Misalnya, mahasiswa yang tidak membeli buku yang dijual oleh oknum dosen dipersulit mengikuti ujian, dan sebagainya.
  3. Seiring temuan-temuannya, Robby mulai melakukan publikasi di media sosialnya. Berupa bocoran-bocoran dari temuan tersebut, yang dikemasnya menjadi konten-konten pop. Lagi-lagi, hal ini mendapat sambutan. Publik, khususnya mahasiswa, khususnya lagi mahasiswa Unimed, yang merasa relate dengan unggahan Robby, memberi komentar yang pada dasarnya mendukung upaya Robby, atau setidak-tidaknya ikut menertawakan praktik tersebut: bahwa sekotor itulah dunia akademik kita!
  4. Belakangan, kerja-kerja riset yang dilakukan Robby mendapat respons dari pihak Unimed. Pada intinya, pihak kampus memandang apa yang dilakukan Robby sebagai hal yang bertendesi menjelek-jelekkan kampus. Suatu pandangan picik untuk membungkam nalar kritis di lingkungan akademik! Jauh-jauh hari, kami meyakini bahwa membongkar dan membeberkan ketidakberesan di lingkungan kampus bukanlah untuk menjatuhkan citra kampus. Ketidakberesan itu diekspos, justru untuk memicu lahirnya solusi nyata guna membereskan apa-apa yang tidak beres itu.
  5. Sangat disayangkan, bahwa pihak Unimed masih berpegang teguh pada kredo NAMA BAIK KAMPUS yang sudah usang. Sehingga belakangan, ada upaya untuk memanggil Robby menjumpai pihak kampus. Robby juga ditantang memberikan data-data yang ia miliki perihal praktik kotor jual buku secara paksa itu. Hal-hal semacam ini tidak relevan sama sekali. Kendala utama dalam membongkar ketidakberesan di tubuh suatu lembaga adalah adanya ketimpangan relasi kuasa. Kami mendukung Robby untuk tidak memenuhi ajakan bertemu dengan pihak kampus, maupun memberikan data ke pihak kampus. Kami menilai bahwa beban pembuktiannya seharusnya ada di pihak kampus, bukan mahasiswa!
  6. Kerja-kerja riset yang dilakukan Robby juga dianggap sebagai akal-akalan untuk mendongkrak penjualan novelnya, PID. Alangkah sesatnya pernyataan bernada tuduhan ini. Sebenarnya logical fallacy semacam ini tidak layak direspons, tapi tidak apa-apa, untuk itu kami menyatakan: pertama, riset yang dikerjakan oleh Robby tidak ada kaitannya dengan penjualan novel PID; kedua, jika ada novel PID yang laku sebagai imbas dari riset yang dikerjakan Robby, maka itu adalah konsekuensi logis dari kerja riset tersebut; ketiga, kami bangga bisa menjual buku pada mahasiswa Unimed karena mereka terpantik untuk membacanya, bukan karena takut tidak bisa ujian!

Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan, dengan kesungguhan harap pada perbaikan kualitas pendidikan tinggi kita, dan terjaganya nalar kritis para kaum terdidik. Terima kasih.

Tertanda,

Beta Martapian Project

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *